Syarat Layanan IMC

Syarat Layanan IMC
A. Layanan Product Development
Layanan ini ditujukan untuk pengembangan produk yang bersifat substitusi impor, dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis inovasi. Syarat-syaratnya adalah:
- Permintaan Kebutuhan Proyek Kolaborasi dari Industri
Terdapat permintaan / Requirement / Demand / kebutuhan spesifik dari pelaku industri terhadap pengembangan produk baru atau peningkatan produk eksisting. - Pengembangan Produk di IMC dapat dilakukan melalui skema Open Innovation maupun Closed Innovation.
- Open Innovation adalah pendekatan inovasi terbuka di mana hasil pengembangan teknologi produk dapat direplikasi dan dimanfaatkan oleh stakeholder lain, dengan tujuan mempercepat adopsi dan difusi teknologi secara luas di industri.
- Closed Innovation merupakan pendekatan inovasi tertutup, di mana hasil teknologi hanya dapat digunakan oleh pemilik teknologi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh pihak lain tanpa izin tertulis dari pemilik atau pengembangnya. - Kolaborasi dengan Stakeholder
Proyek dilakukan secara kolaboratif, melibatkan mitra strategis seperti industri, lembaga riset, asosiasi, dan/atau perguruan tinggi. - Skema Cost Sharing
Terdapat komitmen pembiayaan bersama (cost sharing) antara industri dan IMC atau mitra lainnya, baik berupa dana tunai, material, fasilitas, maupun tenaga ahli. - Produk Bersifat Substitusi Impor
Produk yang dikembangkan ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mendukung kemandirian industri nasional. - Bentuk Produk yang Dikembangkan
Produk dapat berupa:
- Produk akhir (end product),
- Komponen,Part (suku cadang), atau
- Modul fungsional. - Berbasis Inovasi Tahap Awal (TRL 1-3)
Barang yang dikembangkan bukan dari nol, melainkan peningkatan dari hasil inovasi sebelumnya dengan tingkat kesiapan teknologi (Technology Readiness Level/TRL) pada level 1 hingga 3. - Uji Coba Produksi
Prototype yang dihasilkan dapat diuji coba produksinya di fasilitas Teaching Factory milik BPSDMI atau mitra manufaktur lainnya sebagai bagian dari validasi.
Contoh konkret:
- Industri otomotif tier-2 mengajukan pengembangan modul bracket engine mount yang selama ini diimpor dari Thailand.
- Produk ini telah dikembangkan oleh mitra startup dan berada di TRL 2 (konsep dan sketsa uji material).
- IMC membantu menyempurnakan desain, simulasi FEM, dan mencetak prototype dengan 3D printing logam.
- Uji coba produksi dilakukan di Teaching Factory IMC/Politeknik/SMK, dilanjutkan uji kekuatan di mitra lab uji otomotif.
- Setelah validasi, produk siap untuk produksi skala kecil dan disertakan dalam katalog substitusi impor.
B. Layanan Teknologi Manufaktur (Proses)
Layanan ini fokus pada peningkatan proses manufaktur untuk mendorong efisiensi dan produktivitas industri. Syarat-syaratnya adalah:
- Telah Melalui Kajian Awal / FS Telah dilakukan studi kelayakan (Feasibility Study/FS) atau kajian awal oleh lembaga kompeten seperti PIDI 4.0, konsultan teknologi, atau lembaga setara.
- Fokus pada Perbaikan Proses Manufaktur Proyek bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing melalui perbaikan proses produksi, yang dapat berupa:
- Perbaikan layout proses,
- Upgrade mesin produksi,
- Penggantian mesin dengan teknologi baru. - Nilai Tambah bagi Mitra Startup 4.0
Apabila proyek merupakan hasil kolaborasi dengan mitra startup 4.0 binaan Ditjen IKMA dan telah diimplementasikan di industri, maka akan menjadi poin kredit penting dalam proses seleksi layanan. - Mendukung Transformasi Digital Industri
Industri yang terlibat adalah industri yang sedang atau akan menjalani transformasi digital melalui adopsi teknologi manufaktur modern, seperti otomasi, sensorik, IoT, atau sistem produksi berbasis data.
Contoh : PT X (Divisi Alat Berat)
Kasus: Transformasi proses perakitan alat berat (excavator)
Masalah: Proses assembly belum berbasis digital, kesulitan dalam tracking material dan waktu.
Kajian Awal: Dilakukan oleh konsultan lean digital manufacturing.
Solusi IMC:
- Instalasi sistem digital Andon dan sensor produksi pada jalur perakitan.
- Penerapan sistem visualisasi berbasis dashboard real-time.
Dampak:
- Monitoring proses menjadi transparan.
- Waktu siklus produksi turun 20%.
- Data proses bisa dipakai untuk perencanaan preventif maintenance.
Anda belum login