Ekspansi Smart Factory, Komitmen Kuat Schneider Electric Dukung Transformasi dan Ketahanan Industri Nasional

Schneider Electric, perusahaan multinasional asal Prancis yang bergerak di bidang otomatisasi digital dan manajemen energi, pada hari ini, Selasa (24/6/2025), meresmikan perluasan pabrik pintar (smart factory) yang berlokasi di East Jakarta Industrial Park (EJIP), Cikarang, Bekasi – Jawa Barat.
Turut hadir dalam acara ini, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, Direktur Industri Permesinan & Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian RI, Bapak Solehan, S.P., M.M., serta jajaran direksi PT Schneider Electric Indonesia.
Perluasan fasilitas seluas 3.200 meter persegi ini merupakan bagian dari rencana ekspansi lima tahun (2024–2029) dan menjadi langkah strategis dalam menghadapi lonjakan permintaan baik dari pasar domestik maupun internasional, khususnya sektor pusat data, utilitas listrik, minyak & gas, dan pertambangan.
Dalam sambutannya, President Director of Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, menyampaikan bahwa smart factory Schneider Electric Cikarang merupakan fasilitas perakitan panel kelistrikan dengan spesifikasi khusus untuk produk tegangan rendah (low voltage) hingga tegangan menengah (medium voltage), serta menjadi pusat produksi strategis untuk pasar domestik dan ekspor.
“Ini adalah perluasan dari pabrik kita yang ada di Cikarang, yang berjarak 1 kilometer dari sini. Pabrik baru ini akan memproduksi peralatan listrik mulai dari tegangan rendah hingga menengah dengan 40% kandungan lokal,” ujar Martin.
Lebih lanjut, Martin menegaskan bahwa pabrik ini adalah simbol dari komitmen keberlanjutan Schneider Electric, dengan target operasi netral karbon (zero carbon operation) pada tahun 2030. Fasilitas ini telah memperoleh sertifikasi Net Zero CO₂, dengan pasokan energi yang sepenuhnya berasal dari sumber hijau: 23% dari panel surya dan 77% dari pembangkit listrik tenaga air. Hal ini sejalan dengan langkah perusahaan untuk mengurangi emisi karbon hingga 181 ton per tahun.
Martin juga menegaskan bahwa ekspansi ini mendukung visi ASTA CITA Pemerintah Indonesia, dalam memperkuat ketahanan energi, mendorong ekonomi hijau, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan membangun industri berbasis nilai lokal.
“Komitmen kuat kami adalah untuk mendukung kemajuan Indonesia dan membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Pembangunan ini diharapkan memberi dampak kepada lebih dari 400 ribu orang dalam ekosistem Schneider Electric, termasuk pekerja, penjual, pembeli, dan pelanggan. Kami juga mendukung pertumbuhan infrastruktur digital Indonesia, terutama sektor data center yang berkembang sangat pesat. Kolaborasi yang erat antara pemerintah dan industri, seperti yang kita lihat hari ini, menjadi kunci masa depan yang cerah dan tangguh bagi Indonesia,” tutup Martin.
Sementara itu, Direktur Industri Permesinan & Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian, Bapak Solehan, S.P., M.M., dalam sambutannya mewakili Wakil Menteri Perindustrian RI, menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi Schneider Electric dalam membangun industri manufaktur nasional.
“Pembangunan pabrik baru ini merupakan langkah strategis dan bukti nyata komitmen perusahaan dalam memperkuat sektor industri manufaktur, khususnya industri peralatan listrik, serta memanfaatkan potensi sumber daya Indonesia yang berkelanjutan. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional,” ujar Solehan.
Beliau juga menambahkan bahwa berdasarkan data World Bank of United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar, pencapaian tertinggi dalam sejarah. Capaian tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 negara manufaktur terbesar di dunia, dan kelima di Asia, setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
Peresmian perluasan smart factory Schneider Electric ini merupakan simbol sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku industri global dalam mempercepat transformasi digital industri nasional, serta memperkokoh ketahanan dan daya saing manufaktur Indonesia di kancah internasional.

Anda belum login